Sabtu, 25 Juni 2011

PENGERTIAN PUBLIC RELATIONS

Definisi Institute of Public Relations : Upaya terencana dan dilakukan terus menerus untuk mempertahankan itikad baik dan saling pengertian antara sebuah organisasi dan publik. (Claire Austin, Public Relations yang Sukses, Megapoin, Jakarta 1996, hal.7)
Disini dikatakan bahwa PR merupakan sebuah upaya terencana yang menekankan pentingnya fungsi perencanaan dalam aktivitas PR. Jadi pekerjaan PR memang bukan sebuah pekerjaan yang bisa dilakukan secara dadakan atau insidental. Sebagai bagian dari fungsi manajemen yang menempatkan perencanaan sebagai starting point, maka demikian pula PR. 

 
Kemudian setelah direncanakan, kegiatan PR juga harus dilakukan secara terus menerus atau kontinu, tidak bisa hanya dilakukan secara spontan, sporadis atau berdasarkan mood saja. Keberhasilan aktivitas PR adalah akumulasi dari berbagai macam aktivitas yang tidak saja merupakan program kerja divisi PR, tetapi juga menyangkut tindakan seluruh bagian dari perusahaan.
Akhirnya semua kegiatan PR bermuara pada pencapaian itikad baik (goodwill) dan saling pengertian (mutual understanding) antara organisasi dan publiknya. Kedua pencapaian ini mutlak dimiliki oleh organisasi untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Apalagi pada era demokratisasi seperti sekarang ini, organisasi tidak bisa menutup mata dan telinga pada publiknya.

Definisi World Assembly of PR Association 1978: Seni dan ilmu social menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, memberi nasehat pada pimpinan dan menerapkan program-program yang terencana yang melayani kepentingan organisasi sekaligus kepentingan publik.

Menurut definisi ini, PR merupakan seni sekaligus ilmu yang menganalisis kecenderungan (trend). Memang menjadi tugas PR dalam melaksanakan kegiatannya untuk dapat memantau trend yang ada baik internal maupun eksternal organisasi. Secara internal misalnya PR harus punya data terkait kinerja dan produktivitas karyawan. Secara eksternal PR juga harus tahu perkembangan lingkungan politik, ekonomi, social budaya dan teknologi yang berkaitan dengan organisasinya. Dari pengetahuan ini PR kemudian bisa memberikan usulan, saran, masukan pada pimpinan dalam rangka pengambilan kebijakan organisasi. Dalam definisi ini juga disebutkan bahwa PR melayani kepentingan organisasi dan publik sekaligus. Jadi memang tidak jarang peran sebagai PR akan menjadi dilemma. Karena satu sisi harus berpijak pada kepentingan organisasi, di sisi yang lain juga harus mendengar suara publik.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang PR. Berbeda dengan 2 dekade sebelumnya, di mana pembicaraan dan perdebatan lebih difokuskan pada bidang pertumbuhan ekonomi dan upaya peningkatan laba semata, maka dalam era hyper competitive dan pasar yang semakin liberal, diskusi-diskusi dan pembicaraan baik di kalangan akademisi, birokrat dan korporasi diarahkan pada isu-isu politik, gerakan perdagangan internasional dan perpindahan investasi terutama di negara-negara yang sedang berkembang yang berlangsung cepat.
Bagi suatu perusahaan, reputasi dan citra korporat merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai harganya. Oleh karena itu segala upaya, daya dan biaya digunakan untuk memupuk, merawat serta menumbuhkembangkannya. Beberapa aspek yang merupakan unsur pembentuk citra & reputasi perusahaan antara lain; (1) kemampuan finansial, (2) mutu produk dan pelayanan, (3) fokus pada pelanggan, (4) keunggulan dan kepekaan SDM, (5) reliability, (6) inovasi, (7) tanggung jawab lingkungan, (8) tanggung jawab sosial, dan (9) penegakan Good Corporate Governance (GCG).
Arus globalisasi telah memicu dinamika lingkungan usaha ke arah semakin liberal, sehingga mendorong setiap entitas bisnis melakukan perubahan pola usaha melalui penerapan nilai-nilai yang ada dalam prinsip GCG, yakni: fairness, transparan, akuntabilitas dan responsibilitas, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungan, baik fisik maupun sosial.
Berdasarkan pertimbangan nilai dan prinsip GCG, maka dalam rangka meningkatkan citra dan reputasi dan sebagai upaya untuk menunjang kesinambungan investasi, setiap enterprise memerlukan 3 hal: Adil (fair) kepada seluruh stakeholders (tidak hanya kepada shareholders); Proaktif (juga), berperan sebagai agent of change dalam pembeberdayaan masyarakat di daerah operasi; Efisien, berhati-hati dalam pengeluaran biaya yang sia-sia terutama untuk penyelesaian masalah yang timbul dengan stakeholder fokus di sekitar daerah operasi.
Telah diuraikan terdahulu bahwa sebagai suatu entitas bisnis dalam era pasar bebas yang sangat liberal dan hyper competitive, perusahaan-perusahaan secara komprehensif dan terpadu melakukan best practices dalam menjalankan usahanya dengan memperhatikan nilai-nilai bisnis GCG, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungan, baik fisik (berkaitan dengan sampah, limbah, polusi dan kelestarian alam) maupun sosial kemasyarakatan. Tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan diejawantahkan dalam kebijakan Kesehatan Keselamatan Kerja & Lindungan Lingkungan (K3LL) dan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).

Definisi British Institute : PR adalah menyangkut reputasi—yaitu hasil apa yang telah anda lakukan, anda katakan dan apa yang orang katakan tentang anda…. bertujuan memperoleh pengertian dan dukungan serta mempengaruhi opini dan perilaku.

PR identik dengan reputasi. Meskipun reputasi baik dan buruk tidak saja ditentukan oleh PR, tetapi oleh keseluruhan bagian dari perusahaan. Maka dari itulah pekerjaan PR memang melintas batas diantara bagian/ divisi dalam organisasi. PR dalam batas tertentu harus tahu secara keseluruhan operasional organisasi, untuk dapat mengkomunikasikan kepada publik menyangkut organisasinya. Disini pula PR bertugas mempengaruhi opini publik tentang organisasinya.

Denisi menurut Fraser P. Seitel (1992:8) Public relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerja sama suatu organisasi/perusahaan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen dalam menyampaikan informasi dan tanggap terhadap opini publik. PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan.
Disini ditegaskan lagi bahwa PR merupakan fungsi manajemen yang berupaya menciptakan pengertian antara organisasi dan publiknya. Jelas bahwa jika dikatakan fungsi manajemen, maka PR bukanlah sekedar aktivitas teknis yang cukup dikerjakan oleh staff atau bawahan. PR merupakan aktivitas manajerial yang harus ditempatkan pada posisi strategis, sehingga memiliki akses kepada pimpinan organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar